Perjuangan Palestina
untuk mendapat pengakuan dunia sebagai negara berdaulat akhirnya
mendapat hasil gemilang. Sebanyak 138 negara anggota Majelis Umum
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyetujui Palestina tidak lagi hanya
berstatus sebagai "pengamat" melainkan sudah menjadi "negara pengamat
non-anggota."
Ini merupakan hasil
pemungutan suara Majelis Umum PBB, Kamis 29 November 2012. Namun,
pengakuan Palestina ini tidak disetujui semua negara anggota Majelis
Umum PBB, terutama AS dan Israel.
Sembilan negara menentang, 41
abstain, serta tiga negara tidak ikut serta dalam pemungutan suara untuk
menaikkan status Palestina dari "entitas pengamat" menjadi "negara
pengamat non-anggota" di PBB. Jika ini dikabulkan melalui pemungutan
suara, maka secara tidak langsung kedaulatan Palestina sebagai negara
akan diakui.Majelis PBB ini menyetujui peningkatan status Palestina meski ada ancaman dari Amerika Serikat dan Israel yang akan menghukum Palestina dengan menahan dana bagi Pemerintah di Tepi Barat. Perwakilan PBB mengatakan, Israel mungkin akan menghindari pembalasan selama Palestina tidak bergabung dalam Pengadilan Kriminal Internasional.
Dukungan mayoritas untuk Palestina itu mencuat setelah pidato Presiden Mahmoud Abbas yang mengecam Israel karena "kebijakan agresif dan kejahatan perang" di podium PBB, menimbulkan respon marah dari negara Yahudi.
"Hari ini, 65 tahun yang lalu, Majelis Umum PBB mengadopsi resolusi 181 yang membagi tanah bersejarah Palestina menjadi dua negara. Ini menjadi sertifikat kelahiran Israel," kata Abbas di depan 193 negara anggota majelis. "Majelis Umum PBB kini dipanggil untuk mengeluarkan sertifikat kelahiran negara Palestina."
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dengan cepat merespons pidato Abbas itu sebagai pernyataan "bermusuhan dan beracun," dan penuh "propaganda palsu."
"Itu bukan kata-kata dari seseorang yang ingin damai," tambah Netanyahu dalam rilis dari kantornya di Israel.
Setidaknya, 17 negara di Eropa mendukung lahirnya Palestina, Austria, Prancis, Italia, Norwegia, dan Spanyol. Ini merupakan hasil upaya Abbas yang fokus melobi Eropa. Sementara Inggris, Jerman, dan lain-lain memilih untuk abstain.
Sementara Republik Ceko bergabung dengan Amerika Serikat, Israel, Kanada, Panama and negara kecil di Pasifik seperti Nauru, Palau, Micronesia. Mereka menentang gerakan mendukung resolusi Palestina.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar